Memahami Trumponomics dan Dampaknya terhadap Dunia Usaha di Indonesia


Oleh Admin Travelxism | Kamis, 08 Mei 2025 03:19 | 120 kali

TRUMPONOMICS

Kebijakan yang Mengutamakan Ekonomi Domestik AS Dibanding Kepentingan Global.

Jumat, 2 Mei 2025 - Yogyakarta

Trumponomics adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kebijakan ekonomi presiden Amerika Serikat ke-45, Donald Trump. Kebijakan ini berfokus pada pertumbuhan ekonomi melalui pemotongan pajak, deregulasi, proteksionisme, dan renegosiasi perjanjian dagang. Menurut Investopedia, inti dari Trumponomics adalah “America First”, yaitu kebijakan yang mengutamakan ekonomi domestik AS dibanding kepentingan global. (Sumber: Investopedia)

Kebijakan ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2017, saat Donald Trump menjabat sebagai Presiden AS, Setelah kembali terpilih pada tahun 2024, dalam 100 hari pertama masa jabatannya, berbagai executive order kembali dikeluarkan. Salah satu yang paling kontroversial adalah kebijakan tarif terhadap negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kebijakan tersebut menimbulkan dampak signifikan bagi perekonomian global dan membuat banyak negara harus menyesuaikan strategi ekonominya.

Menurut Ibu Desideria CW Murti, S.Sos., MA, dunia saat ini sedang menghadapi berbagai gejolak ekonomi, salah satunya disebabkan oleh Trumponomics. Ia menyoroti bahwa kebijakan proteksionisme yang diusung oleh Trump dengan slogan “Make America Great Again” (MAGA) telah memicu ketegangan perdagangan global.

Menurutnya, Indonesia terutama pelaku bisnis di sektor pariwisata, UMKM, dan ekonomi kreatif harus menyusun langkah strategis untuk menghadapi dampak kebijakan ini. Ada tiga hal utama yang disarankan:

Pertama, penting bagi Indonesia untuk melakukan diversifikasi pasar. Hal ini berarti tidak terlalu bergantung pada pasar mancanegara, khususnya Amerika Serikat. Pengalaman saat pandemi COVID-19 membuktikan bahwa pasar domestik memiliki peranan vital dalam menjaga keberlangsungan sektor pariwisata.

Kedua, pelaku usaha perlu melakukan inovasi dan memperkuat bisnis mereka. Identitas ini harus dikomunikasikan secara efektif ke pasar baru, seperti negara-negara di Afrika atau kawasan ASEAN, bukan hanya Eropa atau Amerika. Contohnya, ketika tarif impor ke Amerika naik, China langsung memperluas pasar ke Vietnam dan Malaysia.

Ketiga, efisiensi bisnis harus menjadi prioritas. Pelaku usaha sebaiknya menyimpan dana dalam bentuk kas atau investasi yang likuid agar bisa lebih tahan menghadapi krisis ekonomi dan ketidakpastian global.

Dengan strategi yang tepat, Indonesia diharapkan dapat menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh kebijakan Trumponomics dan tetap bertahan di tengah dinamika ekonomi dunia. Semangat dan kesiapan pelaku usaha menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional. 

 

Baca Juga: Bonding STIP Batch 3

Share this Article