Reformasi Kalurahan: Upaya Gubernur DIY Memberdayakan Masyarakat


Oleh Admin | Jumat, 16 Juni 2023 05:58 | 1433 kali


Trivia

Kata kemiskinan nampaknya sudah tidak asing lagi kita dengar. Kemiskinan merupakan salah satu masalah di Indonesia. Sejak dulu, pemerintah sudah mencoba berbagai cara untuk mengentaskan kemiskinan. Namun, nyatanya sampai saat ini permasalahan ini belum juga teratasi. Kemiskinan tertinggi berada di warga yang tinggal di pedesaan. Padahal jika kita amati sejatinya banyak desa-desa  di Indonesia termasuk Yogyakarta menyimpan potensi sumber daya, baik sumber daya alam, manusia, maupun sosial budaya. Jika sumber daya ini dimanfaatkan dengan baik bisa menjadi kekuatan ekonomi lokal. Namun, diperlukan peta jalan yang jelas agar dapat mengelola dan mengoptimalkan aset yang dimiliki. Oleh karena itu, Gubernur DIY memberikan perhatian serius kepada desa atau kalurahan dengan merancang strategi Reformasi Kalurahan. Hal ini dipaparkan tahun lalu dalam acara rapat paripurna penyampaian visi dan misi gubernur DIY 2022-2027.

Mengapa Reformasi Kalurahan?

Alasan pemilihan reformasi ini karena desa adalah salah satu arena strategis dalam rangka mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Reformasi kalurahan dimulai dengan melakukan pemetaan kekurangan dan kelebihan kalurahan di DIY. Hal ini mencakup hubungan kerja dalam birokrasi antara lurah dengan BPD atau perangkat lainnya. Kemudian hasil pemetaan itu akan dijadikan bahan evaluasi untuk mengambil tindakan yang tepat. Pemerintah DIY tidak boleh menyamaratakan satu penanganan untuk semua kalurahan karena setiap kalurahan mempunyai kebutuhan berbeda-beda. Reformasi kalurahan bertujuan memberi dampak baik dari sosial maupun ekonomi. Dipilihnya kalurahan tepat untuk dilakukan Karena kalurahan merupakan lembaga terbawah dari hirarki sistem tatanan kelembagaan yang memiliki kedekatan dengan warga.

Apa Dampak Reformasi Kalurahan untuk Warga?

Travelxism sebagai perusahaan rintisan yang bergerak dalam bidang pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia tentunya mendukung visi dan misi Reformasi Kalurahan Gubernur DIY. Travelxism siap membantu seluruh kalurahan di DIY untuk mengembangkan potensi wisata yang dimiliki dengan menjadi jembatan antara pemerintah desa tersebut dan warganya seperti memberikan pelatihan kepada warga, membuatkan paket wisata, dan lain-lain. Sebagai informasi DIY memiliki 438 kalurahan yang tersebar di empat kabupaten dan satu kota madya. Seandainya semua kalurahan berhasil melakukan reformasi sesuai bidangnya masing-masing, tentunya akan berdampak positif bagi warga. Warga tidak akan lagi menggantungkan nasibnya pada bantuan pemerintah.

Adakah Kalurahan yang Sudah Memulai Reformasi?

Upaya Travelxism mendukung Reformasi Kalurahan telah dimulai dengan menjajaki kerja sama dengan Desa Tamanmartani. Tamanmartani adalah contoh kalurahan yang sudah memulai menjalankan visi Reformasi Kalurahan gubernur DIY. Pemerintah Desa Tamanmartani melihat desanya memiliki potensi besar untuk melakukan reformasi terutama dalam bidang wisata. Tamanmartani menyimpan berbagai jenis wisata baik wisata kuliner, budaya, edukatif, alam, dan masih banyak lagi. Untuk mewujudkan cita-cita ini, pemerintah Tamanmartani mencanangkan gerakan bernama Kibar Tamanmartani.

Kibar Tamanmartani adalah cita-cita menuju desa mandiri. Hal ini dimulai dari segi internal yakni melakukan penataan kelembagaan Pemerintah Kalurahan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan masyarakat. Pemerintah desa mendorong setiap warga di desa itu mempunyai usaha di bidang wisata seperti membuka jasa penginapan homestay atau semacamnya. Cita-cita ini disambut baik oleh warga yang bersemangat untuk membawa Tamanmartani menuju kalurahan tujuan wisata yang nyaman bagi siapa pun.

Cita-cita Pemerintah Desa Tamanmartani di atas rasanya bukanlah sesuatu yang muluk-muluk. Apa lagi belum lama ini warga desa ini baru saja mendapat uang ganti rugi pembangunan Jalan TOL Jogja-Solo. Mengutip pemberitaan dari Harian Jogja, jumlah uang ganti rugi yang diterima oleh warga beragam dengan kisaran paling kecil satu miliar bahkan ada yang mencapai hampir dua puluh miliar. Tentunya uang ini tidak boleh digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat konsumtif. Uang ini dapat dijadikan sebagai modal untuk membuka usaha wisata sesuai harapan pemerintah desa. Tamanmartani adalah satu contoh baik kalurahan yang memulai reformasi. Semoga kalurahan lain di DIY juga melakukan hal serupa untuk segera memulai reformasi sehingga warga DIY bisa menjadi warga yang mandiri.

Baca Juga: Batik, Menua Kian Membudaya

Share this Article