Travelxism Dukung SDM Berkualitas dengan Menggelar Pelatihan Bantuan Hidup Dasar
Oleh Admin | Selasa, 04 April 2023 02:44 | 996 kali
Press Release
(Yogyakarta, 16 Maret 2023) Travelxism.com - Travelxism mengadakan pelatihan BHD (Bantuan Hidup Dasar) perdananya pada Kamis (16/3). Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan ilmu dan pembelajaran bagi peserta STIP Batch 4 bagaimana cara melakukan tindakan CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) dengan benar dan tepat. Bertempat di Rumah Sakit Siloam Yogyakarta, pelatihan ini diikuti oleh 25 orang peserta dengan pembicara dr. Fanny selaku PIC Emergency Unit dari Rumah Sakit Siloam Yogyakarta.
CPR merupakan salah satu langkah awal untuk menyelamatkan orang yang sedang mengalami henti jantung dan henti napas. Menurut WHO (World Health Organization), penyakit jantung merupakan penyakit penyebab kematian tertinggi nomor 2 di Indonesia. Inilah mengapa bantuan hidup dasar CPR diperlukan dan seharusnya menjadi pengetahuan dasar yang dikuasai oleh semua orang.
Selama ini masih banyak masyarakat yang keliru saat mencoba memberi pertolongan pertama kepada orang yang tak sadarkan diri, padahal penyebab pingsan ini cukup beragam. Misalnya pada kasus tenggelam, tidak mungkin orang yang tenggelam akan sadar hanya dengan menghirup minyak angin. Maka dari itu diperlukan bantuan eksternal untuk membuka jalur pernapasan dan aliran darah dengan cara memberi tekanan pada dada dengan teknik pijat presisi pada posisi tertentu.
Pelatihan dibuka oleh pihak Rumah Sakit Siloam, mereka menyambut baik kehadiran Travelxism. Hadir juga Gilang Fauzi, CEO dari Travelxism. Ia mengungkapkan bahwa pengetahuan dan pemahaman mengenai bantuan hidup dasar ini sangatlah penting. “Pemahaman mengenai bantuan hidup dasar ini sebenarnya wajib dimiliki oleh tiap orang, barangkali suatu saat dihadapkan dengan kondisi darurat di sekitar, kita bisa membantu mereka.”
Sebelum praktik, para peserta mendapatkan penjelasan mengenai pengertian CPR, hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan CPR, hingga tahapan-tahapan yang ada dalam proses CPR. dr. Fanny menuturkan bahwa 2 menit pertama setelah pasien henti jantung merupakan waktu krusial, jika lebih dari waktu tersebut otak tidak lagi mendapat aliran oksigen dari darah yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan otak berujung kematian. “Begitu melihat orang pingsan, lakukan pemeriksaan cepat antara lain; amankan pasien dan kondisi sekitar, cek kesadaran, cek pernapasan, cek nadi, dan minta bantuan menelepon tim medis. Selepas itu baru lakukan CPR” imbuh nya.
Setelah mendengarkan pemaparan dari dr. Fanny, tiba saatnya para peserta mempraktikkan CPR kepada boneka peraga secara bergantian. Praktik ini diawasi langsung oleh dr. Fanny, harapannya agar tiap individu paham betul dengan teknik CPR yang benar. “Saya harap dengan teman-teman mengikuti kegiatan ini nantinya bila menemukan kondisi darurat sudah tahu harus bertindak seperti apa.” ungkapnya saat menutup kegiatan.