Gubernur Jatim Terpeleset di Jembatan Kaca Bromo, Keamanan Jembatan Diperdebatkan
Oleh Admin | Selasa, 14 Maret 2023 14:34 | 546 kali

Jembatan Kaca
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa terpeleset saat mencoba menyeberangi Jembatan Kaca Seruni Point di TNBTS pada Kamis (16/02). Dalam sebuah video viral yang berdurasi 32 detik, terlihat rombongan Khofifah berjalan di atas jembatan kaca tersebut. Namun, tiba-tiba seorang pria terpeleset dan mengenai Khofifah sehingga keduanya terjatuh bersamaan. Sontak kejadian tersebut menjadi perbincangan hangat di media massa, khususnya media sosial.
Warga net mempertanyakan standar keamanan dari Jembatan Kaca Seruni Point di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Kejadian tersebut sempat mengkhawatirkan publik, namun Kepala Biro Administrasi Pimpinan Provinsi Jawa Timur, Ali Kuncoro, memastikan bahwa Khofifah dan pria tersebut baik-baik saja.
Jembatan kaca di Bromo sebenarnya dibangun dengan standar keamanan yang tinggi. Jembatan ini menggunakan material yang kuat dan tahan terhadap tekanan dan goncangan, serta dilengkapi dengan pagar pengaman untuk melindungi pengunjung dari risiko seperti terjatuh misalnya. Selain itu, jembatan ini juga dilengkapi dengan kaca tempered yang tebal dan kuat, sehingga dapat menahan beban yang cukup berat dan mencegah terjadinya retak atau pecah pada kaca.
Untuk menjaga keamanan bersama, terdapat beberapa aturan yang perlu diikuti oleh pengunjung saat berada di atas jembatan kaca. Pengunjung harus mengenakan alas kaki yang sesuai, tidak boleh membawa barang berat yang membahayakan, serta mereka harus berjalan tidak diperbolehkan berlari di atas jembatan. Selain itu pengunjung juga harus memperhatikan kondisi cuaca, apabila cuaca dirasa sedang buruk, maka sebaiknya pengunjung menunda rencana karena dapat merusak kondisi jembatan dan membahayakan keselamatan.
Berkaca pada negara lain yang juga memiliki banyak objek wisata jembatan kaca, Provinsi Hebei China Utara, memiliki standar teknis untuk jembatan kaca dan jalan setapak yang dirilis pada tahun 2018. Aturan tersebut berisi pedoman khusus terkait material, lokasi, desain, konstruksi, serta penggunaan jembatan dan jalan setapak. Berdasarkan pedoman yang dirilis, pembangunan jembatan di daerah dengan aktivitas seismik tinggi sangat tidak dianjurkan. Jembatan tersebut juga harus ditutup ketika terjadi cuaca buruk dan bencana alam. Lebih lanjut, perlu dilakukan pembatasan terhadap jumlah pejalan kaki di jembatan dan jalan setapak
Kepala Balai Geoteknik, Terowongan dan Struktur Kementerian PUPR Fahmi Aldiamar menjelaskan jembatan kaca ini telah melewati proses uji laboratorium sehingga aman untuk dilintasi. Lebih lanjut, Fahmi menyampaikan bahwa jembatan kaca tersebut telah dibangun dengan perhitungan perencanaan yang komprehensif sesuai standar dan melalui proses uji laboratorium sehingga akan aman bagi wisatawan. Maka dari itu, meski terbuat dari kaca, sistem struktur lantai jembatan gantung sudah menggunakan kaca pengaman berlapis (laminated glass) yang terdiri dari dua lembar kaca atau lebih. Seluruh lapisan kaca direkatkan satu sama lain dengan menggunakan satu atau lebih lapisan laminasi (interlayer) dengan total ketebalan 25,55 mm. Struktur jembatan ini juga dilengkapi dengan double protection steel berupa baja galvanis yang dilapisi cat epoxy agar lebih tahan terhadap karat.
Indonesia sendiri memiliki standar dalam pengoperasian objek wisata yang termuat dalam Sertifikasi CHSE. CHSE merupakan singkatan dari cleanliness, health, safety, dan environment sustainability. Proses sertifikasi diperlukan untuk memberikan jaminan kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan kepada wisatawan. Menurut Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, CHSE wajib diterapkan sebagai Standar Nasional Indonesia (SNI) yang diputuskan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Badan Standardisasi Nasional (BSN). Untuk mendapatkan sertifikat ini, jembatan itu harus memenuhi standar keamanan sebelum dibuka umum untuk pengunjung. Sertifikat CHSE didapat setelah dilakukan penilaian dan berlaku selama satu tahun.
Secara keseluruhan, jembatan kaca di Bromo telah teruji pada Laboratorium sehingga aman untuk wisatawan. Namun tentunya, penting untuk memastikan para pengunjung dan pengelola menaati segala peraturan dan tidak melakukan larangan yang berlaku sehingga keselamatan wisatawan dan kondisi jembatan dapat terjaga saat mengunjungi jembatan kaca TNBTS.
JRC | STIP Travelxism Batch 4
Baca Juga: Jajanan Murah Meriah dan Beraneka Ragam di GOR Klebengan