HUT Kota Yogyakarta: Sejarah dan Fakta Unik yang Perlu Kamu Ketahui!
Oleh Admin | Senin, 09 Oktober 2023 12:27 | 1129 kali
Trivia
Yogyakarta - Kota Yogyakarta adalah sebuah kota yang selalu mempesona dengan kekayaan budaya yang sangat luar biasa indah. Saat ini, kota Yogyakarta memasuki fase baru dalam sejarah panjangnya dengan merayakan usianya yang ke-267. Mari kita merayakan momen ini dengan cara yang istimewa, bukan hanya sekedar perayaan menikmati aneka acara yang digelar oleh pemerintah kota Yogyakarta, tetapi mari kita isi momen perayaan ini dengan menambah pengetahuan kita akan sejarah dan fakta menarik seputar kota Yogyakarta.
Terletak di selatan Pulau Jawa, kota Yogyakarta berhasil merawat budaya warisan leluhur yang tak ternilai harganya, sambil tumbuh menjadi salah satu kota sebagai pilihan bagi para wisatawan yang datang dari berbagai belahan dunia.
Belum lagi kita membahas mengenai pesona alam yang dimiliki oleh kota yang satu ini, salah satu kota yang sangat istimewa dengan beragam perpaduan harmonis antara sejarah dan modernitas, yang memancarkan kekayaan budaya Jawa dalam setiap aspek kehidupan.
Untuk mendalami lebih lanjut tentang sejarah singkat berdirinya Kota Yogyakarta, alasan mengapa kota ini mendapat sebutan "istimewa" di Indonesia, serta menggali beberapa fakta unik yang menjadi ciri khasnya, mari kita simak artikel di bawah ini.
1.Sejarah Singkat Kota Yogyakarta
Yogyakarta bukanlah kota biasa. Sejarahnya dimulai pada tahun 1755 ketika Sri Sultan Hamengkubuwono I mendirikan Kesultanan Yogyakarta. Hal ini terjadi setelah perpindahan dari Kesultanan Mataram yang sebelumnya berada di Kota Gede. Dikutip dari situs resmi HUT Kota Jogja, berdirinya Kota Jogja merupakan hasil dari Perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755.
Kota Jogja sendiri merupakan hasil dari perpecahan wilayah Kerajaan Mataram yang terbagi menjadi dua wilayah yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta.
Kesultanan Yogyakarta merupakan salah satu pusat budaya Jawa yang megah. Seiring berjalannya waktu, kota ini tumbuh dan berkembang, mempertahankan tradisi dan budaya yang kuat. Wilayah Kasultanan Ngayogyakarta dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing Alega Abdul Rachman Sayidin Panatagama Khalifatullah atau dikenal dengan Sultan Hamengku Buwono I.
Cakupan kekuasaan Sultan Hamengku Buwono I meliputi Mataram (Yogyakarta), Pojong, Bagelen, Kedu, Sukowati, dan Bumigede serta daerah mancanegara yang mencakup Madiun, Magetan, Cirebon, Separuh Pacitan, Kalangbret, Tulungagung, Mojokerto, Bojonegoro, Ngawen, Sela, Kuwu, Wonosari, Kartosuro, dan Grobogan.
Pada tanggal 13 Maret 1755 terjadi sebuah peristiwa yang bernama Hadeging Nagari Ngayogyakarta. Sultan Hamengku Buwono I menyatakan wilayah Mataram yang berada di bawah kekuasaannya dinamai Ngayogyakarta Hadiningrat dan menjadi ibu kota di Ngayogyakarta (Yogyakarta).
Kemudian pembangunan keraton pun dimulai pada tanggal 9 Oktober 1755. Hutan Pabringan dipilih sebagai lokasi pusat pemerintahan. Mengingat lokasi ini cukup strategis dari segi pertahanan dan keamanan.
Disisi lain, saat masa pembangunan keraton, Sultan Hamengku Buwono I tinggal di Pesanggrahan Ambar Ketawang, Gamping sembari mengawasi pembangunan keraton baru. Pembangunan keraton bisa diselesaikan pada tanggal 7 Oktober 1756 dan Sultan Hamengku Buwono I beserta keluarga akhirnya berpindah ke wilayah tersebut oleh karena itu melalui peristiwa boyongan, ini merupakan titik awal perkembangan peradaban dan budaya, maka Pemerintah Kota Jogja memilih hari tersebut sebagai tanggal pendirian.
2. Daerah Istimewa dengan Otonomi Khusus
Yogyakarta memiliki status sebagai daerah istimewa yang berbeda dari kota-kota lain di Indonesia karena sejarah dan perkembangan politiknya yang berbeda. Wilayah ini pernah menjadi ibu kota Kesultanan Mataram, yang berperan besar dalam perjuangan melawan kolonialisme Belanda.
Semangat perlawanan dan keberanian dalam mempertahankan kemerdekaan memberikan Yogyakarta status istimewa sebagai satu-satunya kota di Indonesia yang masih memiliki kesultanan aktif, yakni Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Kesultanan ini memiliki peran yang signifikan dalam mempertahankan budaya Jawa dan kebijakan politik di wilayah tersebut. Kesultanan Yogyakarta memiliki kedudukan yang kuat dalam sistem pemerintahan daerah.
Sultan di Yogyakarta memiliki peranan penting dalam pemerintahan kota. Ia memiliki hak-hak istimewa dan berperan sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Kerjasama antara Sultan dan pemerintah daerah dalam mengelola kota ini telah menjadikan Yogyakarta sebagai entitas yang unik dalam sistem politik Indonesia.
3. Yogyakarta, Kotanya Para Pelajar
Dikenal dengan sebutan "Kota Pelajar" Yogyakarta adalah salah kota dengan pilihan pusat pendidikan yang beragam, sejumlah universitas ternama seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta (UPN YK), dan banyak institusi pendidikan lainnya, kota ini menarik ribuan pelajar dari berbagai daerah untuk menempuh pendidikan disini. Dibekali dengan infrastruktur yang baik dan beragam program studi up to date menjadikan Yogyakarta sebagai salah satu pilihan untuk mengejar ilmu pengetahuan.
Selain tempat untuk mengenyam pendidikan formal, kota ini juga menawarkan berbagai pengalaman di bidang organisasi. Banyak organisasi dan komunitas aktif di sini yang mengajak para pelajar dan individu untuk terlibat dalam kegiatan sosial, kebudayaan, dan lingkungan. Sehingga memudahkan para pelajar untuk mengeksplorasi diri.
4. Memiliki Ragam Kuliner Khas yang Memikat
Kuliner khas di Yogyakarta adalah salah satu daya tarik utama kota ini, dan mencerminkan kekayaan budaya dan sejarahnya yang unik. Daerah ini memiliki kuliner khas yang lezat dan beragam, karena berbagai pengaruh budaya yang telah mewarnai masakan setempat. Salah satu alasan mengapa Yogyakarta memiliki kuliner khas yang beragam, karena kota ini adalah pusat budaya dan sejarah di Pulau Jawa. Ini menjadi tempat pertemuan berbagai suku dan kepercayaan yang memberi kontribusi pada keragaman kuliner.
Gudeg adalah salah satu hidangan khas yang tak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Yogyakarta. Hidangan ini terbuat dari nangka muda yang dimasak dalam santan dan gula merah, kemudian disajikan dengan ayam, telur, dan sambal. Rasanya yang manis dan gurih membuatnya cocok untuk sarapan atau makan siang. Selain itu, ada bakpia, sejenis kue dengan berbagai isi seperti kacang hijau, cokelat, dan keju, yang biasanya dijadikan oleh-oleh. Bakpia juga menjadi saksi perpaduan budaya Tionghoa dan Jawa di Yogyakarta.
Kuliner khas daerah bukan hanya sebatas makanan saja. Tetapi kuliner adalah cerminan kekayaan budaya dan identitas suatu tempat. Oleh karena itu, jangan hanya menjelajahi destinasi wisatanya saja, tetapi Anda juga perlu untuk menikmati makanan khas daerah tempat Anda berwisata.
Travelovers, dengan beberapa informasi mengenai sejarah singkat dan fakta unik kota Yogyakarta yang telah kita bahas, semoga bisa menambah pengetahuan kita akan budaya dan pariwisata yang ada di Indonesia, khususnya di daerah istimewa ini.
Mari bersatu dalam upaya mendukung dan melestarikan pariwisata di Indonesia. Inilah momen yang tepat untuk membangun masa depan yang lebih cerah bagi sektor pariwisata di tanah air dan menjadikannya sebagai sarana yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi dan keharmonisan sosial.
Selamat ulang tahun, kota Yogyakarta! Semoga keindahan dan kebudayaanmu akan selalu bersinar terang. Mari bersama-sama menjaga serta memajukan pariwisata lokal yang ada di Indonesia!
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Admin PT. Gemilang Media Wisatama
Telepon 0812-4960-5055, info@travelxism.com
Ananda Prasetia | STIP Batch 5
Baca Juga: Seminggu Menjelang Idul Fitri! Simak 5 Tips Mudik Lebaran Ala Travelxism